Kamis, 18 April 2013

UNAS, Masihkah Harus Diadakan???



Setiap mendengar kata "Ujian Nasional" hampir tidak ada anak ataupun remaja yang masih mengenyam bangku sekolah tersenyum senang. Ujian Nasional seakan menjadi momok menakutkan bagi setiap pelajar di Indonesia, apalagi untuk pelajar dengan tingkat kecerdasan rata-rata (seperti Momo ini).
Entah apa yang ada dipikiran pemerintah negri ini. Padahal sudah banyak yang membuktikan ketidak efektivan Ujian Nasional sebagai tolak ukur layak atau tidaknya seorang pelajar untuk melanjutkan pendidikan mereka selanjutnya. Segala pendapat mulai dari ahli pendidikan hingga psikolog tak sedikitpun ditanggapi pemerintah. Suara 'orang pintar' saja tidak didengar apalagi rakyat?

Dalam Ujian Nasional tahun ini pemerintah sengaja menyiapkan 30 versi soal berbeda dengan tujuan untuk menghindari adanya kebocoran soal dan tindakan saling contek didalam kelas. Lalu, berhasilkah? Hasilnya malah semakin amburadul. Keterlambatan kertas soal dan kunci jawaban terjadi dimana-mana, bahkan ada 11 provinsi yang harus menunda Ujian Nasional ditempat mereka. Tapi selain 11 provinsi tersebut masih banyak sekolah-sekolah yang terpaksa menunda Ujian Nasional. Meski begitu dua hal yang ingin dihindari pemerintah tidak juga berkurang.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meminta maaf atas keterlambatan ini. Namun kementrian yang dipimpin Muhammad Nuh itu tetap bersikeras kalau penyebab dari kekacauan ini adalah kesalahan perusahaan percetakan yang telah memenangkan tender, bukan dari Kemendikbud itu sendiri. Dan karena atasan mereka adalah bapak presiden yang hobi curhat a.k.a. SBY, jadi jangan harap ada perbaikan dalam dunia pendidikan kita. Sebagai 'penonton', Momo hanya bisa geleng-geleng kepala.

My mother is a teacher, and my father is a journalist. Mama sering curhat tentang murid-muridnya yang nakal dan jarang masuk sekolah, tapi Mama selalu mengeluhkan kenapa murid-muridnya yang tidak layak lulus itu pada akhirnya harus diluluskan juga. Kenapa? karena meluluskan semua siswa seakan sudah menjadi kewajiban bagi setiap guru dan sekolah didaerah Momo, atau mungkin didaerah-daerah lain juga. Ini membuktikan kalau adanya Ujian Nasional sama sekali tidak dapat meningkatkan SDM rakyat negri ini. Tapi sayangnya pemerintah kita lebih mementingkan diri sendiri dari pada kemajuan bangsa ini. Momo hanya bisa berharap yang terbaik bagi Indonesia. Negri ini tidak dibentuk seperti semudah membalikkan telapak tangan, tapi dibentuk dengan pengorbanan keringat dan darah para pejuang. Semoga Allah membuka mata dan telinga para pemimpin kita serta mengabulkan do'a-do'a juga harapan para pahlawan. Amiin....

Tidak ada komentar: